Sabtu, 10 Juli 2010

Lomba cuci burung

LOMBA CUCI BURUNG

Kisah nyata yang menggemparkan ini terjadi pada musim kemarau beberapa waktu lalu. Saat itu, Jon Koplo, warga Klaten yang bekerja di sebuah perusahaan penyulingan minyak cengkeh sedang membersihkan tangki destilasi, yaitu tangki yang digunakan untuk menyuling daun cengkeh.
Setelah digosok sampai bersih, kemudian residu (ampas) yang berupa minyak cengkeh campur kotoran dibuang ke sungai di dekat penyulingan. Begitu residu dibuang, tak lama kemudian terlihat ikan yang berloncatan, mungkin mabuk terkena minyak kotor itu. Dasar Jon Koplo biasa memet iwak, melihat ikan pating penculut itu, ia segera mencopot pakaian dan ambyur ke sungai.
Tak lama kemudian muncul Tom Gembus dan kawan-kawan yang mau berangkat ke sawah. Melihat Jon Koplo panen iwak di sungai itu, langsung saja mereka ikut ambyur bersama. Suasana di sungai jadi semakin ramai. Mereka pada berteriak kegirangan sambil nyauti ikan.
Sepuluh menit kemudian terjadilah peristiwa yang menghebohkan. Dimulai dari Jon Koplo, tiba-tiba ia pringisan, ngeses-ngeses sambil memegangi anunya, Ssss… panasss… adhuuuh…!” rintih Koplo sembari menuju ke pancuran. Sampai pancuran ia segera mencuci barang rahasianya itu sambil kicat-kicat.
Belum selesai Jon Koplo mencuci barangnya, disusul Tom Gembus serombongan. Semua juga merasa kepanasan.
”Panasss… ooohhh, panaaasss…” teriak mereka sambil berlomba mencopot celana lalu menuju pancuran bersama untuk lomba mencuci ”burung” sambil ngeses-ngeses, bahkan ada yang misuh-misuh.
”Ooo, pancen jiangkrik tenan kok Koplo iki, wong banyu kali kok dioplos lenga cengkeh. Awas kowe Plo, nek nganti manukku ora isa manggung, titenana!” ancam Gembus.
Jon Koplo cuma pringas-pringis sibuk ngurusi ”burung”-nya sendiri
Kiriman Sanglir Widoyo, Gowangan RT 01/RW II, Bawak, Cawas, Klaten

Updates Via E-Mail